30 Okt 2008

Edensor

Selama beberapa minggu setelah aku menyelesaikan skripsiku, aku menyibukkan diri dengan Gembul, PILAR, mengurus persiapan wisuda, mencari pekerjaan, dan MEMBACA. Yah...aku balas dendam gara-gara selama hampir 7 bulan kemarin aku disibukkan dengan buku kuliah, jurnal, dan komputer. Aku baca Harry Potter yang segede gaban itu, Laskar Pelangi, Fiqih Wanita (lagi rada insaf =P ), bukunya Gembul MMB, bukunya Pramoedya, dan Edensor, salah satu dari tetralogi Laskar Pelangi.

Sebenernya agak sok-sokan juga baca buku itu, mengingat banyak sekali kosakata yang ga aku ngerti artinya, dan nama-nama tempat dan orang asing. Yah...di buku ini menceritakan kisah Ikal yang akhirnya kesampaian mewujudkan mimpinya untuk ke Paris dan mengelilingi Eropa sampai Afrika makanya banyak istilah tempat dan nama orang yang asing. Satu hal yang aku suka adalah dia keliling kedua benua itu ala backpacker. Aku juga pengen jalan-jalan ala bacpacker, tapi di Indonesia dulu. Uhm...kapan ya bakal kesampaian (^_^)?

Tapi abis baca buku ini, aku jadi agak ngeri juga kalo jalan-jalan ala backpacker beneran. Dalam buku ini diceritakan kalo Ikal dan Arai berangkat mengelilingi Eropa dengan modal yang minim banget sampe akhirnya dia dimodalin sama temennya, mahasiswa jurusan seni sekaligus model, sebuah kostum ikan duyung. Kostum itu bisa mereka gunakan untuk mengamen dengan menjadi patung hidup dan mendapatkan uang dari itu. Ya...mengingat di beberapa negara Eropa apresiasi terhadap seninya tinggi, mereka dengan mudah mendapatkan uang. Uang itu meraka gunakan selama mereka jalan, di setiap tempat kalo keabisan duit, mereka akan menjadi patung hidup lagi. Tapi ternyata ga di semua tempat mereka berhasil, karena ga semua tempat mengerti seni dan punya duit untuk sekedar melihat patung hidup. Jadi kalo pas ga dapet duit, mereka bener2 bisa kaya gelandangan yang tidur di stasiun ato di taman, trus makan daun ato buah2 yg bisa mreka ambil di jalan. Nah, kalo pas kondisi kaya gini, ga sering mereka dipalak sama preman, ato pencuri, bahkan mungkin diciduk sama polisi, dikira tunawisma yang meresahkan masyarakat. Iiiyyyy...jadi ngeri sendiri aja aku bacanya. Mereka cowok aja kaya gitu, apalagi aku, cewek, yg pasti sering dianggap kaum lemah. Mungkin terserah kalo mereka mau nyuri barang2 kita, yah kan masih bisa cari duit lewat berbagai cara, nah kalo yang diambil paspor?? Ga kebayang deh...bakal dikira imigran gelap, yg mungkin bisa ditangkep polisi, trus msk penjara bareng imigran gelap lain kaya di filmnya Drew Barrymore. Hiiii...ngeri, gmn kalo ga bisa balik??

Ya itu salah banyak dari keparnoanku kalo jadi bacpacker. Kayanya aku sedikit mengurungkan niatku untuk jadi backpacker, uhm...mungkin enakan traveling biasa aja dengan biaya yg minim, hehehe...sebenernya pengen jalan2 kemana aja tp duitnya mepet. Kaya ibuku yg ngajak ke Bali naik kreta ekonomi, trus nyebrang naik bis sampe Denpasar... asik juga siy...

Uhm...tau deh ntar gimana caranya, yg penting aku bisa jalan2 keliling Indonesia. Dari snorkling di pantai Iboih deket Pulau Weh sampai Kepulauan Raja Ampat di Papua. Yuks...

Cerita abis Lebaran

Wew…ternyata sudah lama aku tidak posting. Dari sebelum puasa sampai Lebaran lewat belum posting juga. Yah, banyak hal yang membuatku belum bisa posting, salah satunya karena bingung mau posting apa, ada banyak cerita tapi bingung menceritakannya. Kacau!! Yah…akhirnya aku berhasil lolos dan lulus juga!! Aku benar-benar mengejar sidang sebelum Lebaran biar bisa ikut wisuda awal November besok. Sidang penuh cobaan & tangisan, dari jadwal yang berkali-kali dibatalkan, nyaris mendapat dosen penguji yang expert plus ganti-ganti dosen penguji. Dan mungkin karena sudah beberapa kali kecewa dengan jadwal dan dosen penguji yang ganti-ganti, selesai sidang ga berasa apa-apa. Hanya rasa lega dan ingin segera pulang mengerjakan revisi, daftar wisuda, dan pulang. Mengingat batas daftar wisuda dan Lebaran berdekatan. Ya’… aku pun mengakhiri salah satu fase dalam hidupku. Cerita kedua, Lebaran kemarin akhirnya aku berhasil mengadakan reuni kelas 3 SMA. Agak repot awalnya, karena aku dan Gembul kesulitan menghubungi teman-teman sekelas dan bingung mencari tempat reuni. Lebaran di Salatiga selalu dipenuhi dengan acara reuni, maklum banyak warganya yang merantau ke kota-kota besar, akhirnya hampir semua tempat yang biasa untuk reuni sudah fullbook. Akhirnya aku dan Gembul menghubungi satu persatu teman-teman SMA lewat alamat yang ada di buku album kenangan. Lumayan, hampir semua bisa dihubungi, meskipun sempat dikira salah sambung gara-gara ternyata nomor teleponnya milik tetangga temanku. Hehehe…meskipun tidak bicara langsung dengan temanku, tapi aku dapat kabar terbaru kalau dia sudah menikah. Reuni diadakan di satu tempat pemancingan di pinggir Salatiga, harganya sedikit mahal tapi makanannya enak, tempatnya nyaman, & pemandangan sawah yang apik. Teman-teman yang datang hanya separuh dari jumlah satu kelas, tapi ramai karena memang kelasku jarang reunian. Aku senang dan kadang geli sendiri melihat perubahan teman-temanku ini, apalagi kalau mengingat kelakuannya jaman SMA dulu. Yah...reuni yang lumayan sukses!! Dan sekarang, aku jadi sering nganggur. Untung masih ada kegiatan di Pilar, jadi ga sepi2 amat. Hiksss... sindroma mahasiswa setelah kuliah. Ya...semoga aku segera bekerja dan bisa melakukan banyak hal dengan ilmuku dan hatiku tentunya..